Sedekah Jumat - Hadits Keutamaan Sedekah Jumat

Sedekah Jumat – Hadits Keutamaan Sedekah Jumat

share

Hari Jumat merupakan hari yang istimewa dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam Islam. Hal ini terbukti dari banyak hadits yang menganjurkan amalan di hari Jumat termasuk sedekah.

Bersedekah pada Jumat di pagi hari dan hari-hari lainnya, maka akan mendapatkan doa dari para malaikat. Dari Abu Hurairah RA, berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya: Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua Malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak.” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam surat Al Baqarah ayat 254 disebutkan bahwa sedekah termasuk bagian dari ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”

Sedekah berasal dari bahasa Arab shadaqah yang diambil dari kata sidq (sidiq) dengan makna kebenaran.

Adapun keutamaan sedekah sudah banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan sabda Rasulullah SAW, salah satunya dalam surah Al Hadid ayat 18. Allah SWT menjanjikan pelipatgandaan balasan bagi mereka yang bersedekah.

Mengutip buku Amalan-amalan Saleh yang Paling Dicintai Allah karangan Abdillah F. Hasan, sedekah juga dapat diberikan kepada orang miskin atau kerabat. Meski demikian, Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan, derajat bersedekah untuk kerabat lebih utama (HR An-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Peran Pesantren - Pesantren Sebagai Sarana Dakwah Islam

Peran Pesantren – Pesantren Sebagai Sarana Dakwah Islam

share

Pesantren merupakan sarana dakwah terhadap manusia. Pesantren adalah salah satu badan berdirinya suatu agama yang mempunyai dua fungsi yang utama. Yang pertama berfungsi sebagai pengajaran, pemahaman, dan pendalaman agama islam dan yang kedua berfungsi untuk mendakwahkan dan menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat.

Dengan begitu, kehadiran pondok pesantren di zaman modern ini tak hanya sebagai lembaga pendidikan saja, tetapi juga sebagai sarana dalam berdakwah.

Pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia dan menjadi rujukan moral oleh masyarakat sekitarnya.

Pondok pesantren bertujuan mengembangkan dan menciptakan kepribadian muslim yang berakhlak mulia, bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, mampu berkhidmat dan bermanfaat bagi masyarakat. Jadi, pesantren sebagai sistem pendidikan, telah memberi peran penting dan nyata bagi perkembangan islam di Indonesia.

Puasa Setiap Bulan - Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Setiap Bulan – Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

share

Pada dasarnya puasa ayyamul bidh dilakukan saat tengah bersinarnya bulan purnama. Dalam sebuah penelitian memperhatikan bagaimana kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama. Kemudian hasil dari penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Semua perasaan menjadi lebih meluap-luap mudah membuncah dari dalam diri manusia. Seperti perasaan Mudah marah, mudah tersinggung, mudah senang, mudah sedih.

Jika kita korelasikan puasa sunah ayyamul bidh dengan kondisi alam yang terjadi seperti bulan purnama tersebut serta dengan kondisi psikologi yang kita alami, maka aka nada sebuah alasan logis mengapa kita disunahkan untuk menjalankan puasa ayyamul bidh, yakni untuk meredakan dan menyeimbangkan kelabilan psikologis kita.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

  1. Perintah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dikisahkan dalam sebuah riwayat hadis bahwa dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan secara langsung perihal ibadah puasa ayyamul bidh. Hal inilah yang menjadi salah satu keutamaan dari puasa ayyamul bidh.

Kisah tersebut di riwayatkan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah yang berkata bahwa:

“Kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah berwasiat tiga hal kepadaku, yaitu; agar selalu berpuasa tiga hari pada setiap bulan, selalu mengerjakan dua raka’at Dhuha, dan selalu mengerjakan Sholat Witir sebelum tidur.” (Hadits Riwayat. Al-Bukhari)

2. Ibadah puasa ayyamul bidh sama seperti melakukan puasa setahun

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyâmul bidh itu seperti puasa setahun.” (Hadits Riwayat Abu Daud)

    3. Kebiasaan Nabi dalam berpuasa ayyamul bidh

      Selain itu, ada juga sebuah hadis lain yang meriwayatkan tentang puasa sunah ayyamul bidh dari Abu Dzar yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

      “Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari dalam sebulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi.

      Demikianlah beberapa keutamaan dari puasa ayyamul bidh.

      Undangan Silaturahmi Wali Santri - Ponpes Utrujah

      Undangan Silaturahmi Wali Santri – Ponpes Utrujah

      Dalam rangka menyambung silaturahmi dengan para walisantri alumni, dan juga pembekalan terhadap prospek kelulusan santri, Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah akan mengadakan acara “Silaturahmi Wali Alumni Utrujah”. Insyaallah acara ini akan diselenggarakan pada hari Rabu, 12 Februari 2025 (19.00 – selesai) lewat zoom Online.

      Perlu diketahui bahwasannya menjadi alumni utrujah adalah sebuah keberuntungan, karena selain terjaga dalam hafalan Alqurannya, juga terjaga bahasa arab dan bahasa inggrisnya, serta pendidikan umum yang juga didapatkan.

      Pada acara silaturahmi ini, ada beberapa poin yang akan dibahas, yaitu :

      1. Info Seputar Perkuliahan di dalam dan luar negri, baik berbeasiswa ataupun berbayar
      2. Prospek Universitas Alumni Utrujah di dalam dan di luar negri

      Akan hadir dalam acara ini DR. Sarmini., MA selaku narasumber yang merupakan founder dari Utrujah. Semoga acara ini berjalan dengan lancar dan berkah, Aamin yaa Rabbal Alamin.

      Abdullah Bin Mas'ud - Perjalanan Menghafal Alquran

      Abdullah Bin Mas’ud – Perjalanan Menghafal Alquran

      share

      Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat tercinta Nabi Muhammad SAW, kehidupannya yang penuh dedikasi dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an menjadi inspirasi bagi banyak umat Muslim hingga saat ini.

      Salah satu ciri khas Abdullah bin Mas’ud adalah kecintaannya pada Al-Qur’an. Dia adalah salah satu dari sedikit sahabat yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi sering memanggil Abdullah untuk membaca Al-Qur’an dan menghafalkan ayat-ayat suci ini

      Abdullah bin Mas’ud adalah seorang penghafal Al-Qur’an yang ulung. Dia menghafal setiap kata dan ayat dengan teliti dan penuh kesungguhan. Setiap kali wahyu baru turun, dia segera mencatatnya dalam hati dan ingatannya. Ketekunan dan kesabaran dalam menghafal Al-Qur’an adalah salah satu ciri khas utamanya.

      Keluasan Ilmu dan Khidmatnya kepada Al-Qur’an

      Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu adalah salah satu sahabat mulia yang memiliki keluasan ilmu tentang Al-Qur’an Al-Karim.

      Dalam buku at-Tarikh al-Islami, Abu Masud al-Anshari berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengetahui ada orang lain sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang lebih mengetahui tentang Kitabullah daripada Abdullah bin Masud.”

      Sebelumnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menasihati para sahabatnya untuk mempelajari Al-Quran dengan empat sahabat utama.

      Beliau pertama kali menyebutkan Abdullah bin Masud di antara empat sahabat tersebut.

      Dia menyatakan, “Ambillah Al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Masud, Muadz bin Jabal, Ubay bin Kaab, dan Abu Hudzaifah dari Salim.” Menurut HR Muslim, nomor 4504

      Urwah bin Zubair mengatakan bahwa Abdullah bin Masud adalah orang pertama yang membaca Al-Quran dengan lantang di Makkah Al-Mukarramah setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

      Abdullah bin Mas’ud tidak hanya menghafal Al-Qur’an tetapi juga menjadi seorang ulama besar dalam Islam. Dia memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran Islam dan berbagi pengetahuannya dengan umat Muslim. Para sahabat lainnya sering datang padanya untuk belajar tafsir Al-Qur’an, ilmu hadis, fiqh, dan aqidah.

      Kisah Abdullah bin Mas’ud adalah cerminan dari seorang muslim yang sungguh-sungguh mendekatkan diri pada Al-Qur’an. Perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi, penghafalan yang luar biasa, dan komitmennya terhadap ilmu dan ketakwaan telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Islam. Semangatnya yang abadi dalam mencintai dan menghormati Al-Qur’an menginspirasi kita semua untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam hidup kita.

      Kemuliaan Hari Jumat - Keistimewaan Hari Jumat

      Kemuliaan Hari Jumat – Keistimewaan Hari Jumat

      share

      Hari Jumat adalah hari yang mulia dan memiliki beberapa keistimewaan. Perlu diketahui, bahwa setiap waktu memiliki kelebihan dari waktu lainnya. Di antara waktu yang memiliki keutamaan untuk beramal sholeh adalah hari Jum’at. Sebagaimana dikatakan oleh Qotadah bahwa Allah telah memilih hari yang termasuk istimewa dari yang hari lainnya yaitu hari Jum’at. (Tafsir Ibnu Katsir, surat At Taubah ayat 36). Hari Jum’at adalah hari yang memiliki keutamaan di sisi Allah Ta’ala. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

      لا تَطْلُعُ الشَّمْسُ وَلا تَغْرُبُ عَلَى يَوْمٍ أَفْضَلَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

      “Tidaklah matahari terbit dan tenggelam pada suatu hari yang lebih utama dari hari Jum’at.” (HR. Ahmad, ‘Abdur Rozaq, Ibnu Hibban, Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Shahih At Targib wa At Tarhib bahwa hadits ini hasan)

      Hari Jum’at juga adalah hari ‘ied (hari raya) kaum muslimin setiap pekannya. Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya pada Jibril, “Hari apa ini?”. Jibril pun menjawab,

      هَذِهِ الجُمُعَةُ جَعَلَهَا اللهُ عِيْدًا لَكَ وَلِأُمَّتِكَ

      “Hari ini adalah hari Jum’at yang Allah jadikan sebagai ‘ied (hari raya) bagimu dan umatmu.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya. Hasan)

      Itulah beberapa keistimewaan dari hari Jumat.

      PPDB 2025 - Persiapan Masuk Pondok Pesantren - Yuk Mondok!

      PPDB 2025 – Persiapan Masuk Pondok Pesantren – Yuk Mondok!

      share

      Pondok Pesantren Merupakan salah satu pilihan terbaik bagi orangtua untuk menyekolahkan anaknya, selain membentuk kemandirian seorang anak, pondok pesantren juga tempat terbaik untuk menumbuhkan karakter baik. Akan tetapi, sebagai orangtua, dan juga calon santri, harus mempersiapkan beberapa hal sebelum masuk ke pondok pesantren, Apa saja sih yang perlu disiapkan?

      Hal – hal yang perlu disiapkan sebelum masuk pesantren :

      1. Persiapan Mental
        Sebelum masuk ke Pesantren, persiapan mental juga perlu dipersiapkan, baik mental anak maupun orang tua. Ketika akan berangkat untuk menimba ilmu ke pesantren, sudah sebaiknya di awali dengan niatan yang baik dan murni untuk menuntut ilmu, menggapai ridlo Allah Subhanahu wa Ta’ala.
      2. Persiapan Fisik
        Persiapan fisik meliputi kondisi tubuh. Badan yang fit juga menjadi salah satu kewajiban sebelum masuk kedalam pondok.
      3. Hal-hal yang perlu dibawa saat masuk Pondok : Al-Qur’an dan alat tulis, Perlengkapan Shalat, Pakaian Sehari-hari, Perlengkapan Tidur, Perlengkapan Makan, Perlengkapan Sekolah, Obat Khusus.

      Seluruh perlengkapan yang perlu dibawa akan diinfokan lebih lanjut oleh pihak pesantren. Jadi, untuk orangtua dan juga calon santri tidak perlu khawatir.

      Manusia Yang Dirindu Surga - Golongan Yang Dirindu Surga

      Manusia Yang Dirindu Surga – Golongan Yang Dirindu Surga

      share

      Ada 4 golongan manusia yang dirindukan surga. Hal itu berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi: “Surga merindukan 4 golongan yaitu orang yang membaca Al-Qur’an, seorang muslim yang mampu menjaga lisannya (ucapan) untuk tidak menyakiti orang lain, muslim yang memberi makan orang lapar, dan muslim yang melaksanakan puasa di bulan Ramadan.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

      1. Taalil-Qur’ani (pembaca Al-Qur’an)

      Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah Swt. setiap waktu dan di setiap kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit. Kita teramat butuh Al-Qur’an, tetapi sering meninggalkannya dengan berbagai alasan.

      2. Wa haafizhul-lisan (orang yang menjaga lisannya)

      Golongan kedua yakni muslim yang pandai menjaga lisan. Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang merupakan nikmat dari Allah, tetapi juga dapat menjadi bumerang jika kita tidak pandai mengontrolnya.

      3. Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)

      Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah Swt. akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah Swt. akan memberikan makan dari buah-buahan surga.

      4. Wa shoimiin fii syahri romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)

      Ternyata ibadah puasa tak sekadar kewajiban, tetapi juga dapat mengantarkan kita untuk masuk dalam golongan yang dirindukan surga. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadan. Sebab kehadiran mereka dirindukan oleh surga.

      Remaja Islam - Tips Menjadi Remaja Muslim Yang Berprestasi

      Remaja Islam – Tips Menjadi Remaja Muslim Yang Berprestasi

      share

      Menjadi remaja Muslim yang berprestasi tidak hanya diukur dari nilai akademis, tetapi juga dari karakter, akhlak, dan kontribusi positif dalam masyarakat. Untuk mencapai kesuksesan di sekolah dan kehidupan, berikut ini beberapa tips yang dapat membantu remaja Muslim mencapai prestasi optimal dalam segala aspek kehidupan :

      1. Menjaga Ketaatan kepada Allah
      2. Mengatur Waktu dengan Baik
      3. Semangat Belajar
      4. Memilih Lingkungan Pertemanan yang Baik
      5. Berkontribusi dalam Kegiatan Sosial dan Keagamaan
      6. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
      7. Mengembangkan Akhlak Mulia

      Menjadi remaja Muslim yang berprestasi di sekolah dan kehidupan memerlukan keseimbangan antara ilmu pengetahuan, ketaatan kepada Allah, dan pengembangan akhlak mulia. Dengan menjaga ketaatan, mengatur waktu dengan baik, semangat belajar, memilih lingkungan pertemanan yang baik, berkontribusi dalam kegiatan sosial dan keagamaan, menjaga kesehatan, dan mengembangkan akhlak mulia, remaja Muslim dapat meraih kesuksesan yang komprehensif. Semoga tips-tips ini dapat membantu remaja Muslim dalam meraih prestasi yang gemilang di berbagai aspek kehidupan.

      Syarat Diterimanya Amal - Apa Syarat Diterimanya Amal?

      Syarat Diterimanya Amal – Apa Syarat Diterimanya Amal?

      share

      Sebuah amal baik dapat Allah SWT terima jika memenuhi dua syarat, Apa saja syarat diterimanya amal? yuk, kita simak bersama :

      1. Ikhlas
        Syarat pertama diterimanya amal seorang hamba di sisi Allah SWT adalah ikhlas. Semua perbuatan yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

      وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

      Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah : 5)

      1. Caranya Benar atau Sesuai dengan Syariat
        Syarat kedua diterimanya amal adalah dilakukan dengan cara yang benar atau sesuai dengan syariat Islam. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan seorang muslim beramal sale adalah sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah SWT.

      Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 31 yang berbunyi:

      قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

      Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

      Rasulullah SAW pun bersabda, “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak pernah kami perintahkan, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)

      Apakah Niat Baik Saja Cukup sebagai Amalan?

      ternyata niat baik saja tidak cukup lho, agar amal perbuatan dapat diterima, maka Allah SWT mensyaratkan niat yang baik dan amal yang baik dengan menjalankannya sesuai dengan tuntunan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.