
Idul adha kembali datang, kita diingatkan lagi akan kisah tentang pengorbanan, kesetiaan, dan keikhlasan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah Idul Adha bermula dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya yang sangat dicintainya, Ismail. Nabi Ibrahim menunjukkan ketakwaan dan ketaatan yang luar biasa. Tanpa ragu, ia bersedia menjalankan perintah Allah SWT.
Di sisi lain, Nabi Ismail AS, yang masih muda, dengan penuh keteguhan hati menerima keputusan ayahnya. Ia rela dijadikan korban demi memenuhi perintah Allah SWT. Ketika saatnya tiba, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan ketakwaan dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail, tetapi juga kasih sayang dan rahmat Allah SWT terhadap hamba-Nya yang taat.
Setiap tahunnya, umat Muslim di seluruh dunia mengenang peristiwa ini melalui penyembelihan hewan kurban. Hewan yang dikurbankan, seperti kambing, sapi, atau unta, dipilih dengan cermat dan harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat dan cukup umur. Penyembelihan dilakukan setelah shalat Idul Adha, di mana umat Muslim berkumpul untuk melaksanakan shalat dua rakaat diikuti dengan khotbah.
Proses penyembelihan hewan kurban mengingatkan kita akan pentingnya nilai pengorbanan. Dalam kehidupan sehari-hari, pengorbanan bukan hanya tentang memberikan sesuatu yang berharga, tetapi juga tentang mengorbankan ego, keinginan, dan kepentingan pribadi demi kebaikan bersama. Idul Adha mengajarkan kita untuk rela berkorban demi cinta kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama.
Idul Adha bukan hanya tentang penyembelihan hewan kurban, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam. Idul Adha mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya ketakwaan, ketaatan, dan keikhlasan kepada Allah SWT. Semoga dengan merayakan Idul Adha, umat Muslim dapat semakin meningkatkan ketakwaan dan ketaatan mereka kepada Allah SWT, serta mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat.