Pengaruh Lingkungan - Lingkungan Membentuk Karakter Anak

Pengaruh Lingkungan – Lingkungan Membentuk Karakter Anak

share

Lingkungan berada di sekitar di mana kita harus tinggal di dalamnya tentunya mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan sehari-hari. Kita merasakan pengaruh lingkungan pada perkembanngan pembentukan karakter seorang anak.

Jika seorang anak berada lingkungan baik, maka perkembangan karakter anak juga baik. Sebaliknya jika seorang anak berada lingkungan kurang baik, perkembangan karakter anak juga kurang baik atau bahkan tidak baik.

Sebagai orang tua memang harus teliti memilih dan menentukan lingkungan baik dan terbaik untuk perkembangan seorang anak. Karena lingkungan di mana kita tinggal akan mempunyai pengaruh luar biasa terhadap perkembangan karakter seorang anak.

Lingkungan di mana kita tinggal berarti juga merupakan suatu lingkungan di mana seorang anak akan bermain, bergaul, dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

Seorang anak akan kita kenalkan lingkungannya sejak dini. Perkenalan dengan lingkungan sekitarnya sebagai makhluk sosial. Seorang anak akan bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat mempunyai kelompok-kelompok masyarakat tentu saja mempunyai karakter berbeda.

Dari berbagai macam karakter setiap kelompok masyarakat pasti ada yang baik dan tidak baik. Karena seorang anak belum atau bahkan tidak bisa membedakan mana karakter baik dan tidak baik, peran kita sebagai orang tua harus mampu mengarahkan dan mendidik seorang anak bisa membedakan karakter baik dan tidak.

Pengaruh lingkungan bersifat positif, tetapi dapat bersifat negatif. Jika seorang anak berada di lingkungan baik, perkembangan dan pembentukan karakternya menjadi baik, begitu pun. Di sinilah peran kita sebagai orang tua sangat penting dan diperlukan sekali oleh seorang anak dalam perkembangan dan pembentukan karakternya.

Salah satu cara yang bisa ditempuh orangtua adalah memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk anak, dan salah satu lingkungan baik yang bisa membantu perkembangannya apalagi di usia remaja adalah pondok pesantren.

Dan salah satu pilihan pesantren yang bisa dijadikan rujukan adalah Pondok Pesantren Tahfidz Utrujah Bogor, segera daftarkan putra putri kita untuk mendapat kesempatan berada dilingkungan yang baik, lingkungan ahlul quran.

Mensucikan Diri - Cara Membersihkan Penyakit Hati Dalam Islam

Mensucikan Diri – Cara Membersihkan Penyakit Hati Dalam Islam

share

Dalam Islam, terdapat beberapa penyakit hati yang harus diwaspadai dan disembuhkan. Beberapa di antaranya adalah: Syirik (Menyekutukan Allah), Riya (pamer), Hasad (Dengki), Sombong (Takabbur), Ujub (Kagum Diri), Marah, dan lain sebagainya.

Semua penyakit hati tersebut harus disembuhkan dan dibersihkan agar hati kita senantiasa suci dan dekat dengan Allah SWT.

Langkah-Langkah Mensucikan Diri dari Penyakit Hati :

  1. Introspeksi Diri

Kita harus berani mengakui dan mengidentifikasi penyakit-penyakit hati yang ada dalam diri kita. Tanpa kesadaran akan keberadaan penyakit-penyakit tersebut, kita tidak akan bisa menyembuhkannya.

  1. Taubat dan Istighfar

Setelah menyadari adanya penyakit-penyakit hati dalam diri, langkah selanjutnya adalah bertaubat dan memohon ampun (istighfar) kepada Allah SWT. Taubat dan istighfar merupakan kunci utama untuk membersihkan hati dari segala dosa dan penyakit.

  1. Memperbanyak Zikir dan Doa

Selain taubat dan istighfar, memperbanyak zikir dan doa juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk mensucikan hati. Dengan senantiasa mengingat Allah SWT melalui zikir dan memohon pertolongan-Nya melalui doa, hati kita akan semakin dekat dengan Allah dan terbebas dari penyakit-penyakit hati.

4. Memperbaiki Hubungan dengan Sesama

    Penyakit-penyakit hati tidak hanya berdampak pada hubungan kita dengan Allah SWT, tetapi juga pada hubungan kita dengan sesama manusia. Oleh karena itu, memperbaiki hubungan dengan sesama juga merupakan langkah penting dalam mensucikan diri.

    5. Konsisten dan Istiqamah

      Langkah-langkah di atas memang tidak mudah untuk dilakukan, namun harus dilakukan secara konsisten dan istiqamah (teguh pendirian). Penyakit-penyakit hati tidak akan hilang dalam sekejap, tetapi membutuhkan proses yang terus-menerus dan berkelanjutan.

      Oleh karena itu, kita harus senantiasa istiqamah dalam memperbaiki diri dan mensucikan hati kita dari segala penyakit. Dengan konsistensi dan ketekunan, InsyaAllah kita akan dapat mencapai hati yang suci dan dekat dengan Allah SWT.

      Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu menjaga kesucian hati dan menjauhi segala penyakit yang dapat merusak hubungan kita dengan-Nya.

      Apa Itu Fidyah? Ketentuan Fidyah Yang Wajib Dibayarkan

      Apa Itu Fidyah? Ketentuan Fidyah Yang Wajib Dibayarkan

      share

      Fidyah berasal dari kata fadaa yang artinya mengganti atau menebus. Berdasarkan istilah, fidyah merupakan harta benda yang dalam kadar tertentu, wajib diberikan kepada orang miskin sebagai pengganti ibadah yang ditinggalkan.

      Orang yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa dengan kriteria tertentu, diperbolehkan untuk tidak berpuasa serta tidak harus menggantinya dilain waktu. Dalam (Q.S Al-Baqarah: 184), Allah berfirman:

      “…..Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin…..”

      Berdasarkan ayat diatas, apabila tidak karena sedang dalam kondisi yang berat untuk mengganti puasa, maka diperbolehkan membayar fidyah.

      Besaran Fidyah :

      Kadar fidyah sendiri tidak ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka yang jadi patokan adalah kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Makanan yang dikeluarkan adalah yang sifatnya pertengahan yang biasa dimakan oleh keluarga, sebagaimana ayat yang membicarakan tentang kafarat, “Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu.”(QS. Al-Maidah: 89).”

      Bagaimana cara membayar fidyah?

      Fidyah diberikan kepada fakir miskin sesuai dengan hari yang ditinggalkan, yakni satu kali fidyah satu hari untuk satu fakir miskin, dan bisa juga diberikan sekaligus pada satu orang fakir miskin. Misalnya kita meninggalkan puasa 30 hari, maka fidyah yang harus kita bayar 30 porsi makanan kepada 30 orang fakir miskin saja. Dan boleh juga diberikan hanya kepada 1 orang fakir miskin saja sebanyak 30 hari.

      Kapan Waktu Pembayaran Fidyah?

      1. Pada hari ketika dia tidak melaksanakan puasa atau diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan
      2. Waktu akhir penunaian fidyah tidak dibatasi. Fidyah tidak mesti ditunaikan pada bulan Ramadhan, bisa pula ditunaikan ba’da Ramadhan. Ayat yang mensyariatkan fidyah (QS. Al-Baqarah: 184) “tidaklah menetapkan waktu tertentu sebagai batasan. Fidyah ditunaikan sesuai kelapangan”.

      Buah Kurma - Manfaat Kurma Ketika Berpuasa

      Buah Kurma – Manfaat Kurma Ketika Berpuasa

      share

      Buah ajaib ini selalu menjadi hidangan disaat sahur maupun berbuka, selain lezat rasanya, ternyata banyak sekali manfaat yang terkandung di dalamnya, yuk kita simak bersama!

      Walaupun rasa buah kurma manis, mengonsumsi kurma dalam jumlah sedang tidak meningkatkan kadar gula darah seseorang secara berlebihan, bahkan bagi para pengidap diabetes sekalipun.

      Nah, berikut manfaat mengonsumsi kurma saat berbuka puasa, yaitu:

      1. Sumber Energi yang Baik
        Setelah berpuasa sehari penuh, tubuh akan terasa lelah dan capek, terlebih dengan aktivitas yang terbilang padat. Disebutkan bahwa mengonsumsi kurma bisa membantu kamu mendapatkan kembali energi yang telah hilang selama beraktivitas.

      2. Meningkatkan Kesehatan Otak
      Dilansir dari Neural Regeneration Research, kurma memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif dan peradangan pada otak. Buah ini adalah sumber serat dan makanan yang baik serta kaya akan antioksidan alami yang membantu memperlambat perkembangan penyakit demensia dan Alzheimer.

      3. Meringankan Gangguan Pencernaan
      Tidak hanya meningkatkan kesehatan otak, kandungan serat dan asam amino yang terdapat pada kurma membantu merangsang pencernaan makanan dan memastikan prosesnya berlangsung optimal.

      4. Mencegah Penyakit Jantung
      Ternyata, manfaat kurma bisa mencegah dari bahaya penyakit jantung. Kandungan antioksidan dan phytochemicalnya dapat mengurangi risiko terjadinya stroke dan gangguan jantung.

      5. Meringankan Anemia
      Kurma menjadi makanan dengan sumber nutrisi yang baik, salah satunya adalah kandungan zat besinya yang tinggi. Kekurangan zat besi bisa mengakibatkan terjadinya anemia yang ditandai dengan kelelahan, pusing, hingga kulit yang memucat. Konsumsi kurma disinyalir mampu meringankan gejala anemia yang kamu alami.

      Puasa Ramadhan - Golongan Yang Tidak Wajib Puasa

      Puasa Ramadhan – Golongan Yang Tidak Wajib Puasa

      Tak terasa sebentar lagi Ramadhan akan tiba, saatnya seluruh umat islam menjalankan puasa Ramadhan. Nah namun, ada beberapa golongan yang diberikan keringanan untuk tidak berpuasa karena kondisi tertentu, siapa sajakah mereka?

      1. Orang Sakit
        Seseorang yang sedang sakit dan berisiko kesehatannya memburuk jika berpuasa diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Orang sakit yang tidak mampu berpuasa wajib menggantinya di hari lain setelah sembuh.

      2. Musafir (Orang yang Sedang Bepergian)
      Musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan jauh juga mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa, asalkan jaraknya memenuhi ketentuan dalam syariat Islam. Meski diperbolehkan berbuka, musafir tetap wajib mengganti puasa di hari lain setelah Ramadhan.

      3. Wanita Hamil dan Menyusui
      Wanita hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa jika khawatir terhadap kesehatannya sendiri atau bayinya. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan mengganti puasa di lain waktu atau membayar fidyah sesuai ketentuan fiqih.

      4. Orang Lanjut Usia
      Lansia yang tidak mampu berpuasa karena kondisi fisik yang lemah diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Mereka tidak wajib mengganti di hari lain, tetapi harus membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin setiap hari selama Ramadhan.

      5. Pekerja Berat
      Orang yang bekerja dengan tenaga fisik yang sangat berat, seperti buruh bangunan atau petani, diperbolehkan tidak berpuasa jika tidak mampu menjalankannya. Namun, mereka tetap diwajibkan mengganti puasa di hari lain.

      6. Anak-Anak yang Belum Baligh
      Puasa hanya diwajibkan bagi Muslim yang telah mencapai usia baligh. Anak-anak tidak diwajibkan berpuasa, tetapi disarankan untuk mulai membiasakan diri berpuasa secara bertahap.

      7. Orang dengan Gangguan Mental
      Seseorang yang mengalami gangguan mental atau tidak memiliki kesadaran penuh tidak diwajibkan berpuasa karena tidak memiliki kewajiban syariat.

      Itulah 7 golongan yang tidak diwajibkan untuk berpuasa di Bulan Ramadhan.

      Uncategorized

      Sejarah Puasa Ramadhan – Asal Usul Puasa Umat Islam

      share

      Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Di bulan ini, kaum Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

      Perintah untuk menjalankan puasa Ramadhan tidak turun secara langsung ketika Islam hadir di tanah Arab. Syariat ini diturunkan secara bertahap, menyesuaikan keadaan umat pada waktu itu.

      Sejarah Puasa Ramadhan

      1. Puasa Nabi Nuh AS: Awal Tradisi Berpuasa

      Menurut Imam Al-Qurthubi, Nabi Nuh AS adalah nabi pertama yang melaksanakan puasa. Setelah diselamatkan dari badai besar yang menghancurkan kaumnya, Nabi Nuh AS dan pengikutnya berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Namun, puasa yang dilakukan pada masa itu belum memiliki aturan seperti puasa Ramadhan yang kita tahu saat ini.

      2. Puasa di Masa Nabi Muhammad SAW

      Sebelum kewajiban puasa Ramadhan diturunkan, Nabi Muhammad SAW dan umatnya sudah terbiasa melaksanakan puasa pada hari-hari tertentu. Misalnya, puasa tiga hari setiap bulan pada tanggal 13, 14, dan 15 (Ayyamul Bidh), serta puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

      Pada tahun kedua Hijriah, sekitar 18 bulan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Allah SWT menurunkan perintah wajib puasa Ramadhan melalui surah Al-Baqarah ayat 183:

      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

      “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)

      Ayat ini menegaskan bahwa puasa Ramadhan bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk meningkatkan ketakwaan. Puasa ini berlangsung selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, menggantikan tradisi puasa sebelumnya.

      3. Rasulullah SAW dan Puasa Ramadhan

      Selama hidupnya, Rasulullah SAW melaksanakan puasa Ramadhan sebanyak sembilan kali. Puasa ini menjadi salah satu ibadah yang diutamakan, sebagaimana sabda beliau:

      مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

      “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

      Uncategorized

      Fase Pendidikan Anak Dalam Islam – Tahap Mendidik Anak

      share

      Salah satu ajaran Ali Bin Abi Thalib yang terkenal di kalangan orang tua muslim yaitu tentang mendidik anak sesuai tahap usianya. Islam memberi petunjuk mengenai cara membesarkan anak dengan tiga tahapan usianya.

      1. Usia 0-7 tahun
        Pada usia 0 sampai 7 tahun, orang tua baiknya menganggap anak sebagai raja. Artinya, seluruh pendidikan agama anak masih di bawah tanggung jawab orangtua.Di usia ini pula orangtua perlu mengajarkan anak-anak tentang kebesaran Allah serta kecintaan kepada Rasulullah. Dengan catatan, orangtua perlu menjadi teladan bagi mereka.

      2. Usia 8-14 tahun
      Di tahapan usia selanjutnya yakni 8 hingga 14 tahun, orangtua perlu mengajarkan anak tentang hak dan kewajibannya dalam agama. Di sini, hal yang paling penting adalah salat.Tak hanya itu, di usia ini orangtua juga harus mengajarkan anak tentang berbakti kepada orang tua, berkata baik, serta berakhlak baik. Ajarkan pula pendidikan lainnya seperti bermuamalah hingga yang berhubungan dengan hablum minannas serta hablum minallah.

      1. Usia 15 hingga 21
        Pada tahapan ketiga, orangtua bisa memperlakukan anak sebagai sahabat. Di sini, orang tua tidak boleh bertindak otoriter dan perlu menanamkan nilai musyawarah. Tahapan ini merupakan tahap di mana usia anak sangat rentan. Jadi, orangtua tidak boleh memaksakan kehendak dan perlu belajar menjadi orang tua yang lebih bijak.

      Makanya orang tua ini harus bijak sekali. Tidak boleh memaksakan kendak orang tua. Kita harus belajar menjadi orang tua yang bijak, menjadikan anak kita sahabat, ngobrol dari hati ke hati.

      Uncategorized

      Bekal Untuk Kehidupan Akhirat – Persiapan Menuju Akhirat

      share

      Dunia adalah tempat sementara, sebelum seluruh manusia kembali kepadaNya, siapapun kita nantinya, tempat kembali tetap sama, menuju akhirat yang kekal. Sebagai orang yang beriman, sudah sepatutnya kita menyiapkan bekal terbaik untuk menuju akhirat kelak.

      Apa saja bekal yang musti kita siapkan untuk menuju akhirat kelak?

      Persiapan menuju akhirat dapat dilakukan dengan beramal sholeh, bertakwa, dan bermuamalah baik dengan sesama.

      Amal saleh 

      • Melaksanakan ibadah dengan tulus dan ikhlas
      • Memperbanyak zikir
      • Berdoa untuk husnul khatimah
      • Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain
      • Membantu orang yang tidak pandai berbuat baik
      • Membantu orang yang teraniaya

      Bertakwa 

      • Menjaga kebersihan hati
      • Menjaga diri dari keharaman
      • Menjauhi kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat
      • Menjauhi perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman

      Menjaga hubungan baik sesama manusia Menjaga hubungan baik dengan tetangga, Berlaku adil baik saat senang maupun marah, Menolong orang yang tidak pandai berbuat baik, Menolong orang yang teraniaya. 

      Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan diri menuju akhirat dengan: 

      • Bertaubat dengan segera
      • Semangat beribadah
      • Rendah hati

      Semoga segala amalan kita di dunia menjadikan bekal terbaik kita untuk menghadapi akhirat kelak, aamin.

      Sunnah Sunnah di Hari Jumat - Amalan Hari Jumat

      Sunnah Sunnah di Hari Jumat – Amalan Hari Jumat

      share

      Hari Jumat merupakan hari istimewa bagi seorang muslim, banyak sekali amalan sunnah yang bisa dilakukan di hari Jumat, yuk kita simak artikel di bawah ini!

      Berikut amalan sunnah di hari Jumat :

      1. Memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

      Sholawat adalah amalan yang mulia. Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa sholawat adalah penolong baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:

      أكثروا الصلاة علي ليلة الجمعة ويم الجمعة فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا ـ رواه البيهقي بإسناد جيد

      Artinya: “Perbanyaklah sholawat kepadaku pada malam Jumat dan hari Jumat, barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali,” (HR Baihaqi).

      1. Membaca surat Al-Kahfi

      Salah satu surat yang dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat adalah surat Al Kahfi. Orang yang membaca surat ini akan terhindar dari fitnah dajjal. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berasal dari Abu Darda, Rasulullah SAW bersabda:

      مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

      Artinya: “Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal (fitnah).” (HR Muslim).

      1. Mandi Jumat

      Sunnah Jumat yang selanjutnya adalah mandi. Mandi Jumat dianjurkan bagi laki-laki yang hendak mengikuti ibadah sholat Jumat.

      1. Berpenampilan menarik, memakai wewangian untuk sholat Jumat

      Hari Jumat adalah hari raya bagi umat Islam. Dalam sebuah riwayat Ibnu Majah sebagaimana disebutkan dalam kitabnya Iqamat Ash-Shalat wa As-Sunnatu fiha, dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda:

      “Sesungguhnya hari ini (Jumat) adalah hari raya yang Allah peruntukkan bagi umat Islam. Maka, barangsiapa yang hendak menuju sholat Jumat hendaklah ia mandi, memakai wewangian jika ada, dan gunakanlah siwak.” (HR Ibnu Majah dan At-Thabrani. Dihasankan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’).

      1. Bersiwak, memotong kuku, dan mencukur kumis

      Sunnah hari Jumat lainnya adalah bersiwak, memotong kuku, dan mencukur kumis. Sunnah ini dianjurkan bagi laki-laki yang hendak melaksanakan sholat Jumat.

      6. Memperbanyak dzikir dan doa

        Pada hari Jumat, umat Islam dianjurkan untuk mengingat Allah SWT dan memperbanyak doa. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa hari Jumat adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.

        يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

        Artinya: “Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.” (HR Abu Daud)

        Itulah beberapa sunnah yang bisa dilakukan di hari Jumat.

        Tanda Keberkahan Ilmu - Ciri ciri Ilmu Yang Berkah

        Tanda Keberkahan Ilmu – Ciri ciri Ilmu Yang Berkah

        share

        Tujuan dari mencari ilmu selain ingin pandai, disamping itu juga kita sebagai seorang muslim menginginkan keberkahan daripada ilmu yang didapat. Bersandar dari kalam ulama, ciri-ciri orang yang mendapat keberkahan ilmu , antara lain :

        1. Ia terlihat semakin tulus ikhlas dalam beribadah kepada Allah, amalannya sesuai dengan syariat & sunnah Nabi SAW dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu, mendakwahkan dan mempertahankan ilmu.

        2. Ilmu itu semakin menumbuhkan rasa takutnya seseorang kepada Allah Ta’ala. Dan Ilmu itu akan mengantarkan seseorang pada sifat qana’ah (selalu merasa cukup) dan zuhud pada dunia.

        3. Ilmu tersebut mendorong seseorang untuk semakin semangat dalam melakukan ketaatan dan semakin semangat menjauhi berbagai kemaksiatan, serta menjadikan diri seseorang semakin bersih hatinya, jauh dari rasa hasad ataupun dendam

        6. Ilmu tersebut akan menjadikan pada diri seseorang benci kepada pujian dan ia juga enggan menyucikan diri sendiri serta tidak suka ketenaran.

        Imam Ibnu Rajab berkata : “Dan di antara tanda ilmu yang bermanfaat adalah membimbing pemiliknya untuk lari meninggalkan dunia, dan yang terbesar adalah kepemimpinan, ketenaran, serta pujian. Dan sesungguhnya orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat itu tidak akan mengaku memiliki ilmu, dia pun tidak akan membanggakannya kepada siapapun, dan juga tidak akan menganggap orang lain bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi Sunnah Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam serta yang berpegang teguh dengannya” (Kitab Majmu’ur Rasail).