Uncategorized

Hafidzah ke-284 Pesantren Utrujah – Utrujah Membumikan Alquran

Utrujah kembali mencetak satu Hafidzah 30 juz, Alaa’ Adzkia Anwar Saragih binti Anwar Muhammad Yahya Saragih, remaja 15 tahun asal Bogor, dinobatkan sebagai Hafidzah ke-284 setelah berhasil menyelesaikan setoran hafalan 30 juz Al-Qur’an. Pencapaian ini diraihnya dalam waktu 2 tahun—proses yang menuntut kesungguhan, disiplin, dan semangat tinggi dalam menjaga Kalamullah.

Momentum kelulusan hafalan Alaa’ berlangsung pada hari Jumat, 25 Juli 2025 M bertepatan dengan 29 Muharram 1447 H. Hari tersebut menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Alaa’ sebagai penjaga Al-Qur’an, sekaligus wujud nyata dari bimbingan intensif dan lingkungan pendidikan yang mendukung penuh proses menghafal.

Dengan predikat Hafidzah, Alaa’ diharapkan tidak hanya menjadi pribadi yang fasih dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga mampu meneladani akhlaknya. Hafalan yang kuat akan menjadi cahaya dalam hidupnya, serta menjadi syafaat bagi dirinya dan keluarga kelak di akhirat, sebagaimana janji Allah dalam keutamaan para penghafal Al-Qur’an.

Pesantren Utrujah terus berkomitmen melahirkan generasi Qurani yang tidak hanya hafal, tetapi juga menjadikannya sebaik akhlak sehari hari. Semoga semangat dan prestasi Alaa’ menginspirasi para santri lainnya untuk terus berjuang dalam menapaki jalan ilmu dan iman. Aamiin.

Uncategorized

Kesehatan Santri Utrujah – Kunci Sukses Pembelajaran

Kesehatan merupakan fondasi utama dalam mendukung keberhasilan proses belajar, terlebih di lingkungan pesantren seperti Pesantren Utrujah. Santri yang sehat secara fisik dan mental akan lebih mudah menyerap pelajaran, fokus dalam beribadah, serta aktif mengikuti kegiatan harian. Sebaliknya, kondisi tubuh yang lemah atau sering sakit dapat mengganggu jadwal belajar, bahkan memengaruhi semangat spiritual dan sosial santri di pondok.

Memahami pentingnya hal tersebut, Pesantren Utrujah berkomitmen menjaga dan mendampingi kesehatan para santri melalui layanan UKS. UKS ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan saat santri sakit, tetapi juga sebagai sarana edukasi hidup sehat melalui pemeriksaan rutin, penyuluhan kesehatan, serta pendampingan rutin untuk para santri serta penduduk Utrujah.

Dengan adanya layanan ini, para orang tua juga merasa lebih tenang dan percaya menitipkan anak-anaknya di Pesantren Utrujah. Mereka tahu bahwa kesehatan anak-anak mereka mendapatkan perhatian yang layak, seiring dengan proses pembinaan ilmu dan akhlak.

Pesantren Utrujah bukan hanya tempat menimba ilmu agama dan akademik, tapi juga lingkungan sehat dan nyaman untuk tumbuh. Dengan fasilitas klinik yang lengkap, santri dibina secara holistik—jasmani dan rohani. Bagi orang tua yang menginginkan pendidikan terbaik dengan perhatian menyeluruh terhadap kesehatan, Pesantren Utrujah adalah pilihan tepat untuk masa depan buah hati Anda.

Uncategorized

Tasmi’ Spesial 30 Juz – Santri Sanad Mesir Utrujah

Masih dalam edisi menyambut Bulan Muharram, Santri Sanad Mesir Utrujah mempersembahkan penampilan spesial Muharram yaitu Tasmi’ Spesial 30 Juz. Kali ini, tasmi sepesial ini dibawakan oleh salah satu santri terbaik dari Program Sanad Mesir, Fauzan bin Amanto. Tasmi’ ini menjadi bukti nyata ketekunan dan kesungguhan santri dalam menghafal dan melantunkan Al-Qur’an secara mutqin hingga bersanad.

Dalam kesempatan ini, Fauzan akan mentasmikan Al-Qur’an lengkap 30 juz dengan Qiraat Ashim dengan dua riwayatnya, yakni Hafs dan Syubah. Menjadi informasi tambahan, bahwa acara tasmi 30 Juz ini merupakan kegiatan rutin dan masih menjadi momen spesial yang telah diusung oleh Santri Sanad Mesir Utrujah.

Acara ini akan dilaksanakan pada hari Senin, 14 Juli 2025, mulai pukul 02.00 CLT (waktu Kairo) atau 06.00 WIB hingga selesai. Bagi yang tidak bisa hadir secara langsung, Utrujah menyediakan siaran langsung melalui akun Instagram @Sanadqiraat, sehingga masyarakat luas dapat ikut menyaksikan secara langsung sesi tasmi 30 Juz ini.

Semoga acara tasmi 30 juz ini berjalan dengan lancar dan membawa keberkahan untuk seluruh kaum muslimin, selanjutnya mari kita jadikan bulan Muharram ini sebagai momentum untuk memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an dan mendukung generasi Qur’ani melalui doa, dukungan, dan partisipasi dalam program-program Utrujah.

Uncategorized

Life Skill Calon Guru Quran – Pesantren Tahfidz Quran Utrujah

Di Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah, para santri tidak hanya dibekali dengan hafalan Al-Qur’an dan pemahaman agama, tetapi juga dibina dengan berbagai keterampilan hidup (life skill) yang mendukung peran mereka kelak di dalam masyarakat. Pendidikan di Utrujah dirancang untuk mencetak generasi pendidik Qur’ani yang unggul, tidak hanya dalam ilmu, tetapi juga dalam kemandirian, komunikasi, dan kepemimpinan.

Salah satu jenjang studi yang dimiliki Utrujah adalah Kelas Akademia Muhaffidz Utrujah, para santri di AMU ini sejak tahun kedua sudah mulai terjun langsung dan dibina untuk siap mendirikan pesantren.Life skill utama yang ditanamkan adalah kemampuan manajemen waktu dan tanggung jawab.

Santri dilatih mengatur jadwal harian yang padat antara murojaah, mengajar, mengelola kegiatan pesantren, dan menyelesaikan tugas pribadi. Mereka juga mendapat pelatihan metode Utrujah secara langsung, berbicara di depan umum, serta teknik mengajar yang efektif dan menyenangkan, hingga langsung magang di seluruh divisi yang ada dalam pesantren, tujuannya agar siap terjun langsung menjadi pendidik yang inspiratif.

Dengan pendekatan yang menyeluruh ini, Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah berharap para santri AMU ini tidak hanya siap menjadi guru yang cerdas secara intelektual dan spiritual, tetapi juga tangguh secara emosional dan sosial. Bekal life skill yang kokoh akan menjadi nilai tambah dalam perjalanan dakwah dan pengabdian mereka di masyarakat luas.

Uncategorized

Rihlah Tarhifiyah Santri Utrujah 2025 – Santri Utrujah Goes To Wonosobo

Setelah kurang lebih satu bulan kedatangan para santri di pondok, tepat pada tanggal 26 – 30 Mei 2025, santri Utrujah putri diberangkatkan kembali untuk rihlah ke Wonosobo, JawaTimur. Filosofi diadakannya rihlah setelah perpulangan ini supaya menambah semangat santri untuk terus membersamai Alquran dan harapannya supaya para santri bisa segera move on dari libur panjang lebaran kemarin.

Rombongan keberangkatan kali ini berjumlah 38 orang dengan 5 pendamping, dan perjalanan kali ini menggunakan bis. Kegiatan rihlah ini merupakan kegiatan tahunan yang selalu dinanti oleh para santri, selain mengenalkan suasana baru, juga menjadi pengalaman unik tersendiri bagi para santri.

Dalam perjalanan ini pun kegiatan santri tetap diisi dengan kebersamaan dengan alquran, perjalanan semakin asyik, perjalanan semakin berkah, tidak terasa, karena sudah menjadi kegiatan rutin santri sejak di pesantren.

Rihlah santri Utrujah bukan sekedar rihlah, dalam keseharian selama di lokasi rihlah pun kegiatan pembelajaran tetap aktif berjalan seperti biasa, pun dengan kegiatan piket bersama, hal ini bertujuan menanamkan kedisiplinan juga untuk para santri. Selain sesi mengaji di kelas, pada rihlah kali ini juga akan ada kegiatan seru lainnya seperti Perjalanan ke Puncak si Kunir, dan Naik jeep air terjun, wahh pastinya menambah keseruan dan pengalaman tak terlupakan juga untuk para santri.

Semoga Allah senantiasa lindungi para santri hingga kembali lagi ke Utrujah. Happy rihlah semuanya.

Uncategorized

BeBaBa Utrujah – Belajar Bahasa Arab Bersama Anak

Apa sih BeBaBa itu?
BeBaBa adalah program Belajar Bahasa Arab bersama Anak yang dicetuskan langsung oleh Dukturoh Sarmini, pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah.

Program pembelajaran bahasa arab ini sudah dimulai sejak 15 Desember 2024 berupa talkshaw online via zoom seputar pembelajaran bahasa arab yang langsung diisi oleh Ustadzah Sarmini dan Putrinya Saudah Tsabita.

Dalam program ini juga dijabarkan bahwa bahasa arab itu mudah dipelajari dan dipraktekkan, anti ribet serta menyenangkan.

Pengalaman awal ustadzah sarmini mengajarkan putra putrinya berbahasa arab sejak dini menjadi cikal bakal adanya program ini.Tidak hanya berhenti di talkshow saja, program ini berlanjut menjadi kelas rutin online yang telah berlangsung hingga saat ini pada pertemuan ke 10 nya.

Pendaftaran kelas BeBaBa ini masih dibuka bagi ayah bunda yang ingin mendapatkan tips dan trik serta bisa praktek langsung kepada buah hatinya tentang bagaimana berbahasa arab dalam keseharian dan menjadikan habbit di dalam rumah.

Uncategorized

Sejarah Puasa Ramadhan – Asal Usul Puasa Umat Islam

share

Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Di bulan ini, kaum Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Perintah untuk menjalankan puasa Ramadhan tidak turun secara langsung ketika Islam hadir di tanah Arab. Syariat ini diturunkan secara bertahap, menyesuaikan keadaan umat pada waktu itu.

Sejarah Puasa Ramadhan

1. Puasa Nabi Nuh AS: Awal Tradisi Berpuasa

Menurut Imam Al-Qurthubi, Nabi Nuh AS adalah nabi pertama yang melaksanakan puasa. Setelah diselamatkan dari badai besar yang menghancurkan kaumnya, Nabi Nuh AS dan pengikutnya berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Namun, puasa yang dilakukan pada masa itu belum memiliki aturan seperti puasa Ramadhan yang kita tahu saat ini.

2. Puasa di Masa Nabi Muhammad SAW

Sebelum kewajiban puasa Ramadhan diturunkan, Nabi Muhammad SAW dan umatnya sudah terbiasa melaksanakan puasa pada hari-hari tertentu. Misalnya, puasa tiga hari setiap bulan pada tanggal 13, 14, dan 15 (Ayyamul Bidh), serta puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Pada tahun kedua Hijriah, sekitar 18 bulan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Allah SWT menurunkan perintah wajib puasa Ramadhan melalui surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menegaskan bahwa puasa Ramadhan bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk meningkatkan ketakwaan. Puasa ini berlangsung selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, menggantikan tradisi puasa sebelumnya.

3. Rasulullah SAW dan Puasa Ramadhan

Selama hidupnya, Rasulullah SAW melaksanakan puasa Ramadhan sebanyak sembilan kali. Puasa ini menjadi salah satu ibadah yang diutamakan, sebagaimana sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Uncategorized

Fase Pendidikan Anak Dalam Islam – Tahap Mendidik Anak

share

Salah satu ajaran Ali Bin Abi Thalib yang terkenal di kalangan orang tua muslim yaitu tentang mendidik anak sesuai tahap usianya. Islam memberi petunjuk mengenai cara membesarkan anak dengan tiga tahapan usianya.

  1. Usia 0-7 tahun
    Pada usia 0 sampai 7 tahun, orang tua baiknya menganggap anak sebagai raja. Artinya, seluruh pendidikan agama anak masih di bawah tanggung jawab orangtua.Di usia ini pula orangtua perlu mengajarkan anak-anak tentang kebesaran Allah serta kecintaan kepada Rasulullah. Dengan catatan, orangtua perlu menjadi teladan bagi mereka.

2. Usia 8-14 tahun
Di tahapan usia selanjutnya yakni 8 hingga 14 tahun, orangtua perlu mengajarkan anak tentang hak dan kewajibannya dalam agama. Di sini, hal yang paling penting adalah salat.Tak hanya itu, di usia ini orangtua juga harus mengajarkan anak tentang berbakti kepada orang tua, berkata baik, serta berakhlak baik. Ajarkan pula pendidikan lainnya seperti bermuamalah hingga yang berhubungan dengan hablum minannas serta hablum minallah.

  1. Usia 15 hingga 21
    Pada tahapan ketiga, orangtua bisa memperlakukan anak sebagai sahabat. Di sini, orang tua tidak boleh bertindak otoriter dan perlu menanamkan nilai musyawarah. Tahapan ini merupakan tahap di mana usia anak sangat rentan. Jadi, orangtua tidak boleh memaksakan kehendak dan perlu belajar menjadi orang tua yang lebih bijak.

Makanya orang tua ini harus bijak sekali. Tidak boleh memaksakan kendak orang tua. Kita harus belajar menjadi orang tua yang bijak, menjadikan anak kita sahabat, ngobrol dari hati ke hati.

Uncategorized

Bekal Untuk Kehidupan Akhirat – Persiapan Menuju Akhirat

share

Dunia adalah tempat sementara, sebelum seluruh manusia kembali kepadaNya, siapapun kita nantinya, tempat kembali tetap sama, menuju akhirat yang kekal. Sebagai orang yang beriman, sudah sepatutnya kita menyiapkan bekal terbaik untuk menuju akhirat kelak.

Apa saja bekal yang musti kita siapkan untuk menuju akhirat kelak?

Persiapan menuju akhirat dapat dilakukan dengan beramal sholeh, bertakwa, dan bermuamalah baik dengan sesama.

Amal saleh 

  • Melaksanakan ibadah dengan tulus dan ikhlas
  • Memperbanyak zikir
  • Berdoa untuk husnul khatimah
  • Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain
  • Membantu orang yang tidak pandai berbuat baik
  • Membantu orang yang teraniaya

Bertakwa 

  • Menjaga kebersihan hati
  • Menjaga diri dari keharaman
  • Menjauhi kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat
  • Menjauhi perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman

Menjaga hubungan baik sesama manusia Menjaga hubungan baik dengan tetangga, Berlaku adil baik saat senang maupun marah, Menolong orang yang tidak pandai berbuat baik, Menolong orang yang teraniaya. 

Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan diri menuju akhirat dengan: 

  • Bertaubat dengan segera
  • Semangat beribadah
  • Rendah hati

Semoga segala amalan kita di dunia menjadikan bekal terbaik kita untuk menghadapi akhirat kelak, aamin.

Uncategorized

Anak Adalah Tabungan Akhirat – Tabungan Amal Bagi Orangtua

share

Setiap manusia akan menghadapi kematian, karena ia adalah takdir yang tidak bisa dihindari, sedangkan dunia adalah tempat untuk menabung dan mengumpulkan amalan sebanyak banyaknya, karena keinginan setiap orang adalah tujuan yang satu, yaitu kembali ke Rabb-nya dalam keadaan husnul khotimah dan masuk kedalam jannah FirdausNya.

Setelah seorang muslim memahami betul hakikat hidup di dunia, dirinya akan fokus untuk melakukan kebaikan dan amal-amal soleh. Ia akan berusaha memperbanyak bekal untuk kematian.

Hanya ternyata ada amalan-amalan utama, yang apabila dilakukan akan senantiasa mengalir terus pahalanya meski kita sudah tiada. Inilah amalan yang cocok untuk menjadi tabungan akhirat kita. Karena meski seseorang telah tiada (meninggal dunia) maka ia akan terus mendapatkan pahalanya.

Baginda Nabi dalam haditsnya yang masyhur menyampaikan berita gembira tentang ‘tabungan akhirat’ ini. Dalam riwayat Imam Muslim Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara. Yang pertama sedekah jariyah. Yang kedua, ilmu yang diambil manfaatnya. Ketiga, anak shalih yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.”

  1. Anak adalah Tabungan Akhirat
    Memiliki seorang anak yang soleh merupakan anugerah yang setiap orang inginkan. Bahkan Nabi dalam sabdanya mengatakan bahwa memiliki anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya termasuk dalam amalan yang akan terus mengalir meski seorang telah meninggal dunia. Mengapa demikian?

Anak soleh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya agar selalu mendapatkan kebaikan dan keberkahan menunjukkan bahwa anak tersebut dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Jerih payah orang tuanya semasa hidup telah melahirkan seorang anak soleh yang siap taat kepada Allah. Karena itulah sudah selayaknya orang tua mendapatkan kebaikan yang serupa.

  1. Ilmu yang Bermanfaat
    Ilmu yang bermanfaat juga menjadi salah satu amalan yang senantiasa mengalir terus menerus. Seseorang yang memiliki ilmu lalu ia mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain, dan orang yang ia ajarkan akhirnya mengikutinya, maka bagi yang mengajarkan mendapatkan pahala.Dan pahala tersebut akan terus mengalir selama orang tersebut mengamalkan apa yang telah diajarkan padanya. Mengenai keutamaan ilmu ini, Nabiyullah Muhammad mengatakan dalam sabdanya,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR Imam Muslim no 3509).

  1. Sedekah Jariyah
    Dalam hadits tentang tabungan akhirat diatas, salah satu amalan yang pahalanya tidak terputus meski ia telah meninggal dunia ialah sedekah jariyah.

Secara bahasa sedekah berasal dari bahasa arab ‘shodaqoh’ yang bermakna pemberian. Adapun jariyah bisa diartikan dengan mengalir. Sehingga secara bahasa sedekah jariyah artinya sedekah yang mengalir (terus-menerus).

Perlu dipahami, ada perbedaan antara sedekah biasa dengan sedekah jariyah. Suatu sedekah dapat dikatakan jariyah apabila sedekah tersebut dapat terus memberikan manfaat kepada orang lain meski sang pemberi tidak ada. Ini disebabkan sesuatu yang disedekahkan masih memberikan manfaat dalam durasi waktu yang lama.


Karena itulah sedekah jariyah diidentikkan dengan barang-barang, bangunan, yang manfaatnya terus bisa diambil. Adapun contoh sedekah jariyah seperti memberikan harta untuk pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit dan sebagainya. Sedekah jariyah tidak memandang banyak sedikitnya harta, berapapun jumlah harta diperbolehkan. Karena titik tekannya ada pada keikhlasan pelaku dan kebermanfaatan barang.

Selama seseorang bersedekah harta yang selalu dapat diambil manfaatnya, dan dirinya melakukan hal tersebut ikhlas karena Allah, tidak mengharapkan imbalan apapun melainkan dari Allah, maka insyaAllah selama harta tersebut dimanfaatkan, selama itu pula ia akan senantiasa mendapatkan pahala dari Allah. MasyaAllah.