Hari libur di Pondok Pesantren Utrujah selalu menjadi momen yang dinanti para santri. Menariknya, jadwal libur dibuat berbeda antara santri putra dan santri putri. Santri putri mendapatkan hari libur pada hari Sabtu, sedangkan santri putra liburnya pada hari Ahad. Perbedaan ini sengaja diatur untuk menghindari ikhtilat atau percampuran antara santri putra dan putri, walaupun gedung dan jalan di pesantren sudah terpisah. Dengan pengaturan yang rapi ini, suasana pesantren tetap kondusif dan menjaga nilai-nilai adab yang dijunjung tinggi.
Hari libur di Utrujah bukan sekadar waktu istirahat, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi. Para santri diperbolehkan menggunakan HP jadul masing-masing, yang tidak tersambung internet dan tidak memiliki kamera. HP ini hanya digunakan untuk menghubungi orang tua atau saudara. Menariknya, sebelum melakukan panggilan, santri diwajibkan menyelesaikan piket harian dan melunasi hutang murojaah jika ada. Dengan aturan ini, liburan tetap produktif dan membantu santri tetap disiplin.
Bagi santri yang tidak memiliki HP pribadi, Utrujah menyediakan HP umum yang bisa dipakai secara bergantian. Hal ini memastikan setiap santri memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan keluarga. Sistem antrean diterapkan dengan tertib sehingga semua santri mendapatkan giliran secara adil. Kehangatan suasana hari libur semakin terasa ketika santri dapat berbagi cerita dan kabar gembira dengan orang-orang tersayang di rumah.
Selain itu, saat hari libur, toko Lan Tabur juga dibuka khusus untuk melayani para santri. Toko ini menyediakan berbagai makanan basah, jajanan sehat, dan produk homemade yang sesuai dengan SOP Utrujah. Kehadiran toko ini menambah keceriaan hari libur, karena para santri bisa membeli camilan favorit mereka. Dengan semua fasilitas dan aturan yang ada, hari libur di Utrujah bukan hanya menyenangkan, tetapi juga tetap mendidik dan menjaga nilai-nilai kebaikan.
Tinggalkan Balasan