Dalam kehidupan sehari-hari, Islam tidak hanya mengajarkan hubungan seorang hamba dengan Allah, tetapi juga bagaimana bersikap kepada sesama, terutama tetangga. Sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ yang berbunyi, “Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu.” (HR Muslim). Hadits ini memberikan pesan sederhana namun sangat dalam: peduli kepada tetangga adalah bagian dari keimanan.
Memperhatikan tetangga tidak selalu berarti memberikan hal yang besar, melainkan sesuatu yang kecil namun tulus dapat membawa keberkahan. Contohnya, ketika memasak makanan, kita bisa menyisihkan sebagian untuk diberikan kepada tetangga. Tindakan sederhana ini mampu menumbuhkan rasa kasih sayang, mempererat hubungan, serta menghilangkan rasa iri dan kesenjangan di lingkungan sekitar.
Pondok Pesantren Tahfidz Utrujah berupaya menanamkan nilai kepedulian sosial ini kepada para santrinya. Tidak hanya berfokus pada hafalan Al-Qur’an, santri juga diarahkan untuk menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama. Nilai-nilai seperti berbagi makanan, membantu tetangga, dan menjaga ukhuwah di lingkungan sekitar menjadi bagian dari pendidikan karakter yang terus ditanamkan.
Mari kita ambil teladan dari pesan Rasulullah ﷺ tersebut. Dengan memperhatikan tetangga, kita bukan hanya menjaga keharmonisan sosial, tetapi juga mengamalkan sunnah yang mulia. Semoga semangat saling berbagi ini tumbuh di hati setiap muslim, sehingga tercipta masyarakat yang harmonis, penuh kasih, dan diliputi keberkahan.
Tinggalkan Balasan