Dalam kehidupan dunia, kita sering disibukkan oleh berbagai kenikmatan dan kesenangan yang fana. Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita melalui sebuah hadits riwayat At-Tirmizy: “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” Hadits ini mengajarkan bahwa kematian adalah pengingat yang paling kuat agar manusia tidak terlena oleh gemerlap dunia. Dengan mengingat kematian, seorang muslim akan lebih berhati-hati dalam setiap langkah dan tidak mudah terjebak dalam kemaksiatan.
Mengapa Harus Mengingat Kematian?
Mengingat kematian bukan berarti menjadikan hidup terasa suram, tetapi justru untuk menata kehidupan agar lebih bermakna. Setiap orang pasti akan menghadapi kematian, tanpa terkecuali. Ketika kita sadar bahwa hidup ini sementara, maka kita akan lebih memanfaatkan waktu untuk ibadah, berbuat baik, dan menjauhi dosa. Inilah yang dimaksud dengan pemutus kenikmatan: semua kesenangan dunia akan terhenti saat ajal tiba, sehingga kita harus mempersiapkan bekal amal sejak sekarang.
Dampak Mengingat Kematian dalam Kehidupan
Orang yang sering mengingat kematian biasanya akan memiliki hati yang lembut dan sikap yang bijak. Ia tidak akan sombong dengan harta, jabatan, atau kekuasaan, karena tahu bahwa semua itu tidak akan dibawa ke alam kubur. Mengingat kematian juga dapat mencegah kita dari perilaku maksiat, karena setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Dengan demikian, mengingat kematian adalah sarana untuk memperbaiki diri dan menjaga istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.
Kesimpulan dan Ajakan Kebaikan
Hadits ini mengajarkan kita untuk tidak lalai dengan dunia, sebab kenikmatan yang kita rasakan hanya sementara. Persiapkan diri dengan memperbanyak amal shalih, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu cara memanfaatkan waktu adalah dengan belajar Al-Qur’an dan menghafalnya, sebagaimana yang dilakukan di Pondok Pesantren Utrujah. Mari jadikan hidup lebih bermakna dengan selalu mengingat pemutus kenikmatan—kematian—agar kita kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khatimah.
Tinggalkan Balasan