Pesantren Bogor Boarding School, Boarding school Bogor, Sekolah Tahfidz Terdekat, Sekolah Tahfidz Quran Bogor, Sekolah Tahfidz Quran di Bogor, Pondok Tahfidz Terdekat, Pondok Tahfidz Bogor, Pondok Tahfidz di Bogor, Pondok Tahfidz Jabodetabek, Pondok Pesantren Tahfidz Jabodetabek, Pondok Tahfidz Jawa Barat, Pesantren Ciseeng, Pesantren Ciseeng Bogor, Pesantren di Ciseeng Bogor, Pondok Pesantren Ciseeng
Lingkungan sekitar adalah bagian penting dalam pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Utrujah. Di samping fokus pada hafalan Al-Qur’an dan pembinaan akhlak, para santri juga dibimbing untuk memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial di sekitar mereka. Kesadaran ini ditanamkan sejak dini agar para santri tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan siap berkontribusi bagi masyarakat.
Kepekaan ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti tandhif am atau kegiatan bebersih bersama, bantuan sosial kepada yang membutuhkan dan aktivitas sosial lainnya. Melalui aktivitas-aktivitas tersebut, santri belajar bahwa Islam bukan hanya tentang ibadah individu, namun juga menyangkut tanggung jawab sosial sebagai bentuk nyata dari ajaran rahmatan lil ‘alamin.
Pondok Pesantren Utrujah meyakini bahwa karakter santri yang kuat harus dibangun dengan keseimbangan antara ilmu, iman, dan amal. Oleh karena itu, program pembinaan di pesantren ini mencakup pembiasaan untuk peka terhadap sekitar, menghormati orang lain, serta aktif meningkatkan kepekaan terhadap sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai luhur dalam Al-Qur’an yang banyak mengajarkan tentang kepedulian terhadap sesama.
Dengan bekal Al-Qur’an dan nilai-nilai sosial yang tertanam sejak di pesantren, santri diharapkan kelak menjadi agen perubahan di masyarakat. Semoga Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Utrujah senantiasa melahirkan generasi Qur’ani yang berilmu, berakhlak mulia, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah memiliki jadwal harian yang terstruktur dan seimbang untuk membentuk pribadi santri yang disiplin, mandiri, serta kuat dalam hafalan Al-Qur’an. Kegiatan dimulai sejak pukul 03.00 dini hari dengan Qiyamul Lail, dilanjutkan murojaah pagi dan sholat Subuh. Waktu menghafal terbagi dalam tiga sesi utama (pagi, siang, dan sore), memastikan proses tahfidz berjalan maksimal dan bertahap.
Selain fokus pada hafalan, jadwal harian juga mencakup waktu untuk istirahat, makan, sholat, mandi, serta tugas kebersihan seperti piket dan merapikan lemari. Santri juga diberikan waktu Qoilulah (istirahat siang) untuk menjaga kebugaran tubuh. Di malam hari, mereka melakukan murojaah mandiri sebelum tidur pada pukul 21.00. Pola ini membantu menjaga keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual.
Bagi santri program Tahsin, jadwal tetap rapi dan intensif. Kegiatan dimulai pukul 04.00 dengan Qiyamul Lail dan sholat Subuh, lalu dilanjutkan dengan mandi, sarapan, dan sesi belajar terbagi dalam tiga kelas. Waktu istirahat, sholat Dhuha, dan makan siang juga diatur dengan baik. Dan tambahan di malam hari khusus untuk santri tahsin diberikan jadwal untuk tilawah mandiri sebelum tidur.
Dengan jadwal yang teratur, Utrujah berkomitmen tidak hanya mencetak penghafal Al-Qur’an yang berkualitas, tetapi juga membina karakter santri agar tumbuh menjadi pribadi yang tertib, tangguh, dan berakhlak mulia. Semua kegiatan dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan produktif.
🌿 Ingin Bergabung Bersama Keluarga Besar Utrujah?
📌 Daftar Sekarang dan jadilah bagian dari generasi Qurani yang tangguh dan berakhlak mulia. 📞 Informasi lebih lanjut: 0812-2112-3421 (Admin PSB) 🏫 Kunjungi juga media sosial kami: Instagram: @markaz.utrujah YouTube: Utrujah TV Website: infaq.utrujah.id
Di tengah krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina, dunia menyaksikan bagaimana rakyat sipil Palestina menjadi korban dari konflik yang tidak berkesudahan. Rumah-rumah hancur, anak-anak kehilangan keluarga, dan suara jeritan penderitaan bergema di tengah keheningan dunia. Dalam situasi seperti ini, kita tidak bisa hanya menjadi penonton. Kita harus bersuara.
Salah satu langkah nyata yang telah diambil oleh pondok Pesantren Utrujah Bogor sejak awal adalah menyerukan aksi boikot terhadap produk produk israel, mulai dari tidak menyediakan produk israel dalam penjualan produk di koperasi, sosialisasi dengan walisantri terkait produk boikot, hingga melarang seluruh jajaran SDM, hingga para santri untuk memakai produk boikot dalam kehidupan sehari hari.Inilah aksi nyata yang telah ditanamkan oleh pondok Utrujah sejak awal.
Mengapa Boikot?
Boikot adalah bentuk perlawanan damai yang sah dan bermoral. Ketika kita membeli produk dari perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung mendukung pendudukan dan agresi militer Israel, kita turut menyumbang terhadap penderitaan rakyat Palestina. Mungkin secara tidak sadar, uang kita menjadi bagian dari amunisi yang menghancurkan kehidupan mereka.
Dengan memboikot, kita menyampaikan pesan tegas: kita menolak penjajahan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Kita berdiri di pihak keadilan, bukan dengan kekuatan yang menindas.
Tentu saja, boikot bukan satu-satunya cara untuk mendukung Palestina. Kita juga bisa berdonasi, menyebarkan informasi yang benar, mengedukasi lingkungan sekitar, dan mendukung diplomasi yang adil. Namun, boikot adalah langkah awal yang nyata—sebuah bentuk komitmen moral dari konsumen yang peduli.
Sesuai dengan namanya, laan tabuur yang berarti “Tidak Akan Rugi” ini merupakan sebutan atau nama yang disematkan untuk koperasi milik Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah. Koperasi Lan Tabuur menjual kebutuhan harian untuk para santri seperti makanan, minuman, perlengkapan mandi, perlengkapan makan, alat tulis, dan suplemen probiotik yang biasa dikenal dengan Biosyafa. Sangat lengkap bukan?
Walaupun menjual kebutuhan sehari hari, koperasi Lan Tabuur tidak melayani pembelian setiap harinya, koperasi ini hanya buka dari Hari Rabu sampai hari Senin untuk selain santri, mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB, dan hanya melayani pembelian untuk santri di hari libur saja, serta hanya menyediakan makanan basah di hari libur santri saja.
Ada yang unik nih terkait koperasi pesantren ini, koperasi Lan Tabuur memiliki beberapa ketentuan dalam penjualan produk, beberapa diantaranya adalah tidak menyediakan dan memperjual belikan produk boikot, untuk makanan tidak boleh ada yang mengandung MSG dan untuk minumannya hanya diperbolehkan susu dengan rasa cokelat dan full cream.
Khusus untuk pembelian buah hanya tersedia di hari Kamis, namun meskipun ada batasan hari bukanya, jika ada santri yang memiliki kebutuhan mendesak, maka akan tetap dilayani dengan invoice yang akan langsung diserahkan kepada walinya.
Hal Unik lainnya adalah untuk pembelian oleh para santri dilakukan secara cashless, pesantren menyediakan kartu seperti e-wallet untuk setiap santri.Dan khusus untuk santri ada batas maksimal uang jajan per pekannya yaitu para santri diberi budget sebesar 25.000.Hal ini juga sebagai bentuk pelatihan kedisplinan dan manage financial untuk para santri Utrujah.
Semoga koperasi Utrujah semakin maju, dan menjadi fasilitas yang terus bermanfaat untuk para santri terutama dan juga penduduk Utrujah lainnya, Aaamiinn Yaa Rabbal Alamin.
Hari Tasyrik merupakan hari yang bertepatan dengan tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. hari Tasyrik erat kaitannya dengan hari raya Idul Adha. Pada waktu tersebut, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Larangan tersebut selaras dengan pelaksanaan qurban itu sendiri.
Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab berasal dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).
Syekh Ibnu Manzur (711 H) dalam magnum opusnya Lisan al-Arab menyebutkan terdapat perbedaan pendapat Ulama tentang alasan perbedaan penamaan tasyrik. Kedua pendapat tersebut sebagai berikut:
Pertama, dinamakan tasyrik dikarenakan waktu tersebut adalah hari di mana umat Islam menjemur daging qurban mereka untuk dibuat dendeng.
Kedua, pelaksanaan ritual qurban dilakukan setelah matahari terbit. Telah disebutkan di atas, pada hari Tasyrik setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa. Mengapa terdapat larangan puasa pada waktu tersebut?
Larangan puasa di hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban . Dalam Haditsnya Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ “Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Idul adha kembali datang, kita diingatkan lagi akan kisah tentang pengorbanan, kesetiaan, dan keikhlasan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah Idul Adha bermula dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya yang sangat dicintainya, Ismail. Nabi Ibrahim menunjukkan ketakwaan dan ketaatan yang luar biasa. Tanpa ragu, ia bersedia menjalankan perintah Allah SWT.
Di sisi lain, Nabi Ismail AS, yang masih muda, dengan penuh keteguhan hati menerima keputusan ayahnya. Ia rela dijadikan korban demi memenuhi perintah Allah SWT. Ketika saatnya tiba, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan ketakwaan dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail, tetapi juga kasih sayang dan rahmat Allah SWT terhadap hamba-Nya yang taat.
Setiap tahunnya, umat Muslim di seluruh dunia mengenang peristiwa ini melalui penyembelihan hewan kurban. Hewan yang dikurbankan, seperti kambing, sapi, atau unta, dipilih dengan cermat dan harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat dan cukup umur. Penyembelihan dilakukan setelah shalat Idul Adha, di mana umat Muslim berkumpul untuk melaksanakan shalat dua rakaat diikuti dengan khotbah.
Proses penyembelihan hewan kurban mengingatkan kita akan pentingnya nilai pengorbanan. Dalam kehidupan sehari-hari, pengorbanan bukan hanya tentang memberikan sesuatu yang berharga, tetapi juga tentang mengorbankan ego, keinginan, dan kepentingan pribadi demi kebaikan bersama. Idul Adha mengajarkan kita untuk rela berkorban demi cinta kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama.
Idul Adha bukan hanya tentang penyembelihan hewan kurban, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam. Idul Adha mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya ketakwaan, ketaatan, dan keikhlasan kepada Allah SWT. Semoga dengan merayakan Idul Adha, umat Muslim dapat semakin meningkatkan ketakwaan dan ketaatan mereka kepada Allah SWT, serta mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat.
Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun merupakan salah satu hari yang paling utama sepanjang tahun. Bahkan dalam madzhab Syâfi’i disebutkan bahwa jika ada orang yang mengatakan, ‘Isteri saya jatuh talak pada hari paling utama’, maka talak tersebut jatuh pada hari Arafah.
Dalil Tentang Hari Arafah :
Di Hari Ini Allâh Azza Wa Jalla Paling Banyak Membebaskan Manusia Dari Neraka. Ibunda kaum mukminin, Aisyah Radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidak ada hari di mana Allâh Azza wa Jalla membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?” [HR. Muslim no. 1348]
Amalan Hari Arafah : 1. Memperbanyak Doa Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa pada hari Arafah. Sebab, pada hari ini dijelaskan dalam hadits adalah sebaik-baiknya waktu untuk mengamalkan doa.
2. Membaca Doa Arafah Ada salah satu doa yang ditekankan keutamaannya untuk diamalkan pada hari Arafah. Doa ini berisikan keagungan Allah SWT yang bersumber dari riwayat hadits Imam Tirmidzi. Berikut bunyinya,
3. Puasa Arafah Mengamalkan puasa Arafah dianjurkan bagi mereka yang tidak melaksanakan haji. Puasa ini mengandung keutamaan menghapuskan dosa-dosa yang lalu dan dosa yang akan datang.
4. Memperbanyak Takbir tiap Selesai Salat Bagi jemaah haji, pada saat wukuf di Arafah dianjurkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah dan takbirnya. Dijelaskan, bacaan takbir dimulai sejak waktu Subuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga hari terakhir tasyrik.
5. Meningkatkan Ibadah dan Amal Saleh Diterangkan dalam hadits, Allah SWT menyukai amalan yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah, termasuk hari Arafah.
Keutamaan Hari Arafah Menurut hadits yang berasal dari Ibnu Abbas RA, keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah seperti hari Arafah adalah menjadi amal yang paling utama melebihi jihad di jalan Allah SWT. Disebutkan dalam riwayat yang berbunyi,
Artinya: “Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu.” (HR Ibnu Majah dan lainnya)
Hari Arafah menjadi hari dibebaskan api neraka bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,
مَا مِنْ يَوْمِ أكثر من أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِن يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْعُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلائِكَةِ فَيَقُولُ : مَا أَرَادَ هؤلاء
Artinya: “Tidak ada suatu hari dimana Allah banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka selain hari Arafah. Pada hari itu Allah mendekati hamba-Nya dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat.” (HR Muslim)
Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang mulia. Bulan ini termasuk salah satu dari bulan haram (asyhurul hurum) atau bulan mulia, di samping Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan dimana dirayakannya pula salah satu hari raya umat muslim, yaitu iedul Adha.
Euforia bulan dzulhijjah ini pun disambut meriah oleh Para santri dan Asatidz di Utrujah. Dalam kesempatan emas ini, Utrujah melakukan beberapa agenda di dalam pondok, dimulai dengan Parade Tasmi 30 Juz oleh para santri dan guru Utrujah yang diadakan tepat pada hari ini, 4Juni 2025 atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1446 H, kegiatan parade tasmi 30 juz ini dimulai pada pukul 05.30 – 17.30.
Kemudian di tanggal 9 dzulhijjah besok Utrujah mengadakan kegiatan Gema Berjuta Sholawat dan Dzikir, juga disusul dengan kegiatan Taujih dan doa bersama, serta dilanjut dengan buka bersama puasa arafah, kemudian ditutup dengan Takbiran berjamaah.
Pada hari H perayaan idul adha kali ini, akan diadakan pula masak masak bersama oleh para santri dengan menu sembelihan yang ada, yang pastinya menambah keseruan hari raya iedul adha di pesantren. Semoga rangkaian kegiatan ini mendatangkan kebahagiaan dan manfaat terutama untuk para santri dan juga penduduk Utrujah Lainnya.
Guru bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga pembimbing ruhani yang membentuk akhlak dan karakter para santri. Peran mereka sangat besar dalam membentuk masa depan umat dan juga menumbuhkan generasi yang berilmu dan bertakwa.
Mendoakan kebaikan para guru adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan atas jasa-jasa mereka. Doa yang tulus dari santri merupakan hadiah terbaik yang bisa diberikan, selain sebagai bentuk balas budi, doa juga menjadi cara agar ilmu yang diajarkan para ustadz dan ustadzah terus membawa berkah. Ketika santri mendoakan gurunya, ilmu yang diajarkan pun lebih mudah meresap dan menjadi manfaat sepanjang hayat.
Sebagian (Ulama) terdahulu jika berangkat menuju gurunya ia bershodaqoh dengan sesuatu kemudian berdoa: Ya Allah, tutuplah aib guruku dariku. Jangan hilangkan keberkahan ilmunya dariku (al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab (1/36), atTibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran (1/47))
Demikianlah keberkahan ilmu yang didapat oleh para Ulama Salaf. Mereka mendapatkan keberkahan itu dari Allah dengan sebab baiknya adab mereka dalam menuntut ilmu dan adab mereka terhadap guru.
Sebelum berangkat menuju majelis ilmu, sebagian mereka bershodaqoh. Subhanallah. Shodaqoh yang dimaksudkan untuk mempermudah ilmu yang mereka dapatkan. Tidak cukup sampai di situ saja, mereka juga berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla, pemilik hakiki segala ilmu.
Hari Jumat dikenal sebagai sayyidul ayyam, pemimpin hari-hari, yang penuh dengan limpahan keberkahan dan pahala. Di hari yang mulia ini, setiap amal kebaikan dilipatgandakan, doa-doa lebih mudah dikabulkan, dan pintu-pintu langit terbuka lebar bagi hamba-hamba yang ingin mendekat kepada Allah. Tak heran jika Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amalan sunnah pada hari Jumat, termasuk bersedekah dan berinfaq.
Salah satu bentuk infaq yang sangat dianjurkan adalah memberikan investasi harta kita untuk Pondok Pesantren. Pesantren merupakan tempat lahirnya para penjaga dan penghafal Al-Qur’an, calon pemimpin umat yang kelak akan membawa cahaya Islam ke berbagai penjuru dunia. Namun, tak sedikit pesantren yang masih menghadapi keterbatasan sarana dan dana untuk operasional maupun pembangunan. Di sinilah peran kita sebagai umat Islam dibutuhkan untuk menjadi bagian dari perjuangan mulia ini.
Berinfaq ke pesantren bukan hanya sekadar menyumbang materi, tetapi juga investasi pahala jangka panjang. Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca para santri, setiap ilmu yang mereka amalkan, akan mengalirkan pahala kepada para donaturnya. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta, bahkan justru akan dilipatgandakan dan menjadi penyebab turunnya keberkahan dalam hidup.
Mari jadikan hari Jumat sebagai ladang kebaikan dengan menyisihkan sebagian rezeki kita untuk pesantren. Ponpes Utrujah membuka peluang investasi akhirat ini, terutama dalam bulan Dzulhijjah ini dengan program Infaq Ifthar Puasa Arafah, yuk sisihkan harta kita di dunia untuk mencapai akhirat bahagia, happy Dzulhijjah.