Liburan Telah Usai - Santri Balik Ke Pondok - Utrujah Bogor

Liburan Telah Usai – Santri Balik Ke Pondok – Utrujah Bogor

share

Bogor, 5 Mei 2025…
Ahlan Wa Sahlan,Selamat datang kembali kepada para santriwan santriwati Utrujah..

Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti halaman Pondok Pesantren Tahfidz Quran Utrujah saat para santri mulai berdatangan untuk memulai perjalanan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Didampingi oleh orang tua dan keluarga tercinta, para santri membawa harapan besar untuk menjadi generasi Qurani yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi umat.

Kedatangan santri disambut hangat oleh para pengasuh, ustadz-ustadzah, serta pengurus pondok. Setelah terlewati liburan panjang pasca lebaran, para santri Utrujah kembali dari tanah rantau untuk berjuang kembali menuntut ilmu di Pondok Pesantren Utrujah.

Jadwal Kedatangan santri putra adalah Sabtu, 3 Mei 2025, sedangkan santri putri adalah Ahad, 4 Mei 2025, dan menyusul setelahnya santri balita Utrujah yang sudah memulai pembelajaran pada hari ini,

Hari pertama di Tahun Ajaran ini, aktivitas dimulai dengan Qiyamul Lail, dan dilanjut pada pagi harinya dengan tandhif ‘am atau yang dikenal dengan bersih bersih bersama keseluruhan Pondok Pesantren.Dan untuk aktivitas pembelajaran akan dimulai di sesi murojaah sore. Tentunya, di tahun ajaran baru ini, akan ada banyak hal hal baru, kegiatan baru yang pastinya akan menjadi semangat baru untuk para santri.

Orang tua yang mengantarkan tampak menahan haru, menyaksikan buah hati mereka memulai kehidupan baru sebagai santri. Banyak di antara mereka yang berharap anak-anaknya tak hanya menjadi hafidz/hafidzah, tapi juga memiliki karakter yang kuat, disiplin, dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.

Kedatangan santri ini menjadi awal dari perjalanan mulia yang tidak hanya akan membentuk pribadi yang cinta Al-Qur’an, tapi juga generasi penerus umat yang siap membawa cahaya Islam di tengah masyarakat.Semoga Allah menjadikan langkah langkah kecil para penghafal Qur’an ini sebagai ikhtiar untuk membangun generasi Rabbani nan beradab di Masa depan, sukses selalu santriwan santriwati Utrujah.

Uncategorized

Kedudukan Niat dalam Islam – Memperbarui Niat dan Meluruskannya – Keutamaan Niat dalam Islam

share

Niat merupakan inti dari setiap amal yang dilakukan oleh manusia. Dalam Islam, niat memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena menjadi tolok ukur diterimanya suatu ibadah atau amal perbuatan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa niat yang ikhlas dan benar merupakan syarat mutlak bagi diterimanya amal di sisi Allah SWT.

Memperbaiki niat adalah keharusan setiap Muslim dalam menjalani hidup. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam menjalankan agama yang lurus…” (QS. Al-Bayyinah: 5).

Ayat ini mengingatkan bahwa segala bentuk ibadah, baik yang bersifat ritual seperti sholat maupun yang bersifat sosial seperti membantu sesama, harus dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah semata.

Namun, menjaga niat tetap lurus bukanlah perkara mudah. Setiap manusia rentan terhadap riya’ atau keinginan untuk pamer di hadapan orang lain. Oleh karena itu, seorang Muslim perlu senantiasa bermuhasabah atau introspeksi diri agar niatnya tidak tercampuri oleh hal-hal yang dapat merusak keikhlasan. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuhmu dan tidak pula kepada rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati dan amalmu.” (HR. Muslim).

Dalam kehidupan sehari-hari, niat yang benar dapat memberikan dampak besar, tidak hanya pada kualitas amal tetapi juga pada ketenangan batin. Ketika seseorang bekerja, belajar, atau berbuat baik dengan niat karena Allah, segala aktivitas tersebut berubah menjadi ibadah yang bernilai pahala. Bahkan, hal-hal kecil seperti tersenyum kepada orang lain atau membantu ibu dan ayah di rumah bisa menjadi amal yang diberkahi jika diniatkan karena Allah.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu memperbaiki niat dalam setiap langkah kehidupan. Dengan niat yang ikhlas, seseorang tidak hanya mendapatkan keridhaan Allah tetapi juga menjadi pribadi yang lebih tenang dan penuh makna. Sebagaimana yang diajarkan dalam Islam, mari kita jadikan niat sebagai pondasi utama dari segala perbuatan, sehingga hidup kita senantiasa berada dalam jalan yang diridhai-Nya.

Mari senantiasa memperbaharui niat agar Allah Ta’ala memberkahi setiap amal perbuatan kita. Amin.