Tartil Dalam Membaca Alquran – Pengertian, Dalil, dan Keutamaannya

·

·

Membaca Al-Qur’an bukan sekadar melafalkan huruf-hurufnya, namun juga membutuhkan adab dan tata cara yang benar. Salah satu bentuk adab tersebut adalah membaca dengan tartil, yaitu perlahan-lahan, memperjelas setiap huruf, dan menghayati makna ayat yang dibaca. Imam A-Zarkasyi dalam Al-Burhan (1/449) menjelaskan bahwa tartil berarti membaca dengan fasih, memperjelas huruf, teratur nafasnya, serta tidak melipat-lipat huruf. Dengan cara ini, seorang muslim tidak hanya meraih pahala membaca, tetapi juga mendapatkan ketenangan hati dan pemahaman mendalam terhadap firman Allah.

Allah Swt memerintahkan kita untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

“atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. Al-Muzzammil [73]: 4)
Ayat ini menjadi landasan kuat bahwa membaca Al-Qur’an dengan tartil bukan sekadar anjuran, melainkan perintah langsung dari Allah agar kita benar-benar memperhatikan tata cara dalam tilawah.

Tidak hanya dari Al-Qur’an, perintah membaca dengan tartil juga dijelaskan dalam hadis. Dari Ya’la ibn Mamlik, diceritakan bagaimana Ummi Salamah menggambarkan salat Nabi Muhammad Saw. Beliau berkata:

ثُمَّ نَعَتَتْ قِرَاءَتَهُ فَإِذَا هِىَ تَنْعَتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا

“Ummi Salamah lalu menggambarkan cara membaca Nabi Muhammad. Saat itu Ummi Salamah mempraktikkan membaca dengan memperjelas setiap satu persatu huruf.” (H.R. Imam At-Tirmidzi)
Hadis ini menjadi teladan nyata bahwa Rasulullah Saw membaca Al-Qur’an dengan jelas dan terperinci, sehingga setiap hurufnya terdengar dan tidak tergesa-gesa.

Keutamaan membaca dengan tartil sangat besar, di antaranya adalah memperoleh pahala berlipat, ketenangan jiwa, dan pemahaman terhadap isi Al-Qur’an. Dengan tartil, seorang muslim lebih mudah menghayati pesan yang terkandung dalam setiap ayat. Membaca dengan terburu-buru hanya akan menjauhkan kita dari maksud sebenarnya, sedangkan membaca dengan tartil akan membawa ketenangan, keberkahan, dan menjadikan tilawah sebagai sarana tadabbur. Pondok Pesantren Utrujah hadir mewujudkan generasi Qur’ani melalui program tahfidz yang tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga pembangunan kualitas bacaan dengan tahsin dan tartil sesuai sunnah Rasulullah. Bersama Utrujah, santri dibimbing untuk membaca Al-Qur’an dengan benar, fasih, dan penuh penghayatan.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *